Sudah jelas rasanya, jika nilai tukar rupiah menurun maka stabilitas ekonomi nasional akan terganggu. Dampak buruk yang utama adalah melemahnya devisa negara. Besarnya kebutuhan warga Indonesia atas barang impor tidak bisa dipungkiri. Hal ini tentunya akan sangat menambah defisit neraca pendangangan yang sudah mencapai USD 1,64 milyar selama Jan-Okt 2014.
Selanjutnya adalah tekanan Inflasi yang tinggi atas impor bahan baku. Pengusaha yang mengimpor bahan bakunya akan lebih banyak lagi menggunakan dolar sehingga biaya pembuatan produk tinggi, sedangkan bagi mereka sulit untuk menaikkan harga saat ini. Karena mereka sudah menaikkan harga pada saat harga bahan bakar minyak naik.
Yang sangat riskan adalah beban anggaran negara. Sektor utang luar negeri pasti akan mengalami kenaikan, sehingga hal ini berdampak pada APBN. Setiap depresi Rp100 per 1 USD, biaya utang negara naik Rp207 milyar, atau sebesar Rp 2 Triliun jika rupiah menurun Rp1.000. Selain itu, berdasarkan data Kemetrian Keuangan, jika rupiah melemah Rp100, maka defisit anggaranbertambah Rp940,4 milyar- Rp1,21 Triliun. Jadi, jika melemah Rp1.000 maka akan terjadi defisit anggaran sebesar Rp9-12 Triliun. Jumlah yang fantastis bukan, pemerintah hendaknya membuat kebijakan fiskal untuk mengoptimalkan penerimaan APBN.
Di sisi lain, apabila nilai mata uang rupiah semakin melemah maka kepercayaan para investor juga akan semakin menurun. Dampaknya sulit bagi Indonesia untuk dapat suntikan dana modal sebagai faktor pembangunan ekonomi nasional.
Keterpurukan rupiah saat ini, merupakan masalah ekonomi makro yang harus diatasi secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Bila terjadi suatu kerjasama yang baik antara pemerintah dan para pelaku bisnis maka memudahkan pelaksanaan program-program untuk mengupayakan kestabilan rupiah.
Situasi kali ini tergolong sulit karena ekonomi melambat dan neraca perdagangan mengalami defisit. Adapun beberapa cara yang mungkin diambil pemerintah dalam mengatasi pelemahan rupiah ini, antara lain :
- Perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor
- Menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga
- Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional
- Menekan impor barang konsumsi
- Meningkatkan suku bunga agar para pemilik dana menginvestasikan dananya di Indonesia
- Mengoptimalkan penggunaan APBN untuk kesehatan dan pendidikan serta mengawasinya
- Membuat peraturan untuk menggunakan mata uang rupiah atas transaksi domestik
- Tingkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara
- Membedayakan UMKM dan menyediakan pasar atas hasil produksi UMKM
- Peranan mahasiswa dalam menjaga nilai tukar rupiah
Sebagai generasi muda yang terdidik, mahasiswa sebaiknya dijadikan sarana perantara yang menjembatani masyarakat untuk mengikuti dan mendorong pelaksanaan kebijakan tersebut. Berikut adalah beberapa hal kecil yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu menjaga nilai tukar rupiah:
- Ganti produk impor yang dikonsumsi dengan produk domestik, baik dalam hal makanan, pakaian, dan lain-lain
- Beralih mengunjungi tempat-tempat wisata domestik
- Aktif dalam membantu memberdayakan UMKM masyarakat untuk meningkatkan volume produksi domestik
- Beinovasi untuk menyumbangkan produk yang dapat di ekspor
- Menghemat sumber daya (BBM, listrik, air dll) untuk dialokasikan ke sektor industri supaya dapat meningkatkan prodiktivitas produk
- Mengurangi transaksi dengan mata uang asing
- Sedikit cara untuk membiasakan diri dari hal kecil agar dapat bermanfaat bagi orang lain, sehingga generasi muda memiliki jiwa besar dan kepribadian yang baik. Jika terus ditantamkan mental yang baik, maka Indonesia akan lebih mudah mengatasi masalah-masalah kesenjangan ekonomi yang timbul. Karena para generasi muda sudah memiliki modal dalam dirinya.
Secara tidak langsung, setiap individu sesungguhnya mampu mengurangi dampak melemahnya nilai tukar rupiah ini. Bahkan mereka ikut andil meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pada dasarnya, masalah melemahnya nilai tukar rupiah adalah masalah bersama (negara). Jadi bukan hanya peran pemerintah yang dituntut mengatasi atau bukan hanya pemerintah yang disalahkan. Negara ini bisa memperbaiki dari elemen terkecil, yaitu tiap warga negara. Dengan demikian, semua elemen negara baik rakyat maupun partisi adalah pihak-pihak yang berkepentingan menjaga dan mendapatkan keuntungan dari stabilnya nilai rupiah. Jika kesadaran tersebut sudah tercipta dan tertananm kuat, maka Indonesia akan mudah berkompetisi dalam segala aspek dengan negara lain.
Referensi :
- Chomas, Sofie Fadhilah dkk. 2014. Dampak Impor BBM Terhadap Nilai Tukar. Universitas Negeri Semarang. Diakses 11 September 2015. Dapat dilihat di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/viewFile/3850/3480
- Putra, Erik Purnama. 2015. Rupiah Pagi Ini Melemah Jadi Rp 14.112. Republika Online. Diakses 11 September 2015. Dapat dilihat di http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/09/02/nu17am334-nilai-tukar-rupiah-pagi-ini-melemah-jadi-rp-14112